BeritaPolitik

Sederet Kontroversi Opening Olimpiade Prancis 2024

Wejangasi.com – Sederet Kontroversi Opening Olimpiade Prancis 2024. Upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024 memang menciptakan sejarah sebagai olimpiade pertama yang melakukan opening ceremony di luar stadion.

Upacara pembukaan berlangsung di Sungai Seine, dimulai dari Jembatan Austerlitz dan berakhir di Teocadero, lapangan di seberang Menara Eiffel.

Baca juga : “Perjamuan Terakhir” diisi LGBT, Sederet Kontroversi Opening Olimpiade Prancis

Sayangnya, upacara pembukaan ini disebut jauh dari kata sukses. Bahkan banyak mendapat kritik di media sosial, setelah menampilkan berbagai kontroversi.

Berikut merupakan sederet Kontorversi pada Opening Olimpiade Prancis 2024 :

  1. Penunggang Kuda Putih Keempat: Maut
    Penunggang kuda putih keempat dalam kitab Wahyu adalah Maut. Berbeda dengan ketiga penunggang sebelumnya, Maut disebutkan secara jelas dalam teks. Ia digambarkan menunggang kuda pucat dan diikuti oleh Hades, yang mewakili dunia bawah atau alam kematian.

    Penunggang kuda ini melambangkan tahap akhir dari kehancuran, dimana kematian menelan korban dalam skala besar. Gabungan Maut dan Hades menyimbolkan akhir kehidupan secara total dan perjalanan selanjutnya menuju alam baka.
  2. “Perjamuan Terakhir” diisi LGBT
    Upacara Pembukaan Olimpiade 2024 berlangsung di Paris, Sabtu (27/7/2024) dini hari WIB. Berbagai pertunjukkan yang ditampilkan dan mengangkat sejarah dan budaya prancis.


    Salah satu penampilan yang ditampilkan adalah 18 artis transpuan memparodikan lukisan ikonik Leonardo da Vinci, ‘Perjamuan Terakhir’.
    Para artis tampil dengan kostum mencolok mulai dari berpakaian setengah terbuka, penunjukan cinta sesama jenis, hingga satu artis di tengah yang dicat biru dengan hanya mengenakan sempak saja.

    Baca juga : 7 Kontroversi Indah G, Mulai dari Nyinyir Bantuan ke Palestina hingga Tertawakan Boikot Produk Pro Israel
  3. Sosok Marie Antoinette tanpa kepala
    Di antara berbagai aksi yang diklaim dimaksudkan untuk merayakan kekayaan sejarah dan budaya Prancis, satu pertunjukan yang sangat provokatif menonjol. Sosok Marie Antoinette tanpa kepala, bergaya dengan riasan waria, tampil memegang kepalanya yang terpenggal, melambangkan ratu terakhir Prancis sebelum dieksekusi selama Revolusi Prancis.

  4. Aksi-aksi bertema LGBT
    Aksi-aksi bertema LGBT, menjadi titik fokus seremoni tersebut, yang memicu reaksi beragam.  Media sosial dipenuhi kritik, dengan banyak yang mengungkapkan kekecewaan mereka atas apa yang mereka anggap sebagai penggambaran yang tidak sopan dan tidak senonoh.

Please follow and like us:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copy link
WhatsApp