Polemik Penerimaan Calon Taruna Akpol Polda NTT 2024: Antara Kuota Lokal dan Transparansi
Kupang, NTT – Penerimaan Calon Taruna (Catar) Akademi Kepolisian (Akpol) Polda NTT tahun 2024 menuai kontroversi. Tidak satupun dari 11 Catar Akpol yang dinyatakan lulus berasal dari NTT. Hal ini menimbulkan kecurigaan dan pertanyaan tentang transparansi dan keadilan dalam proses seleksi.
Mendesak Transparansi dan Akuntabilitas
Masyarakat NTT mempertanyakan proses seleksi yang berujung pada tidak adanya putra daerah yang lulus.
“Saya kecewa dengan hasil seleksi ini,” ungkap Maria, seorang mahasiswi di Kupang. “Jika memang ada kuota lokal, bagaimana mungkin tidak ada satupun orang NTT yang lulus? Apakah proses seleksinya benar-benar objektif?”
Kekhawatiran Maria diamini oleh banyak warga NTT lainnya. Publik mencurigai adanya nepotisme dalam proses seleksi.
“Jangan-jangan ada permainan dalam proses seleksinya,” ujar Andre, seorang aktivis pemuda. “Kami menduga ada faktor non-teknis yang memengaruhi kelulusan.”
Polda NTT Membantah Dugaan Nepotisme
Menanggapi polemik ini, Kapolda NTT, Irjen Pol. Daniel Tahi Monang Silitonga, menegaskan bahwa proses seleksi Catar Akpol dilakukan secara transparan dan objektif. “Saya tegaskan bahwa tidak ada nepotisme atau intervensi dalam proses seleksi,” tegas Kapolda NTT.
“Semua peserta seleksi mengikuti proses yang sama, dengan kriteria penilaian yang jelas dan terukur,” tambahnya.